Kyai D Zamawi Imron Bawakan Hikmah Haul Ke-3 Anregurutta Harisah

Kyai D Zamawi Imron Bawakan Hikmah Haul Ke-3 Anregurutta Harisah
Kyai D Zamawi Imron Bawakan Hikmah Haul Ke-3 Anregurutta Harisah

MAKASSAR, TIMURNEWS.COM – Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar memperingati Haul Ke-3 Anregurutta Drs. KH. Muh. Harisah bin Abduh Shafa, Jum’at (20/5) yang dipusatkan di Masjid Nurul Ihsan Makassar.

Kyai D Zamawi Imron Bawakan Hikmah Haul Ke-3 Anregurutta Harisah
Kyai D Zamawi Imron Bawakan Hikmah Haul Ke-3 Anregurutta Harisah

Tampak hadir salah satu Ulama NU yang juga Penyair KH. D. Zamawi Imron hadir sebagai Pembawa Hikmah Haul, Syekhul Ma’had Anregurutta Dr. KH. Baharuddin AS, Prof. Dr. KH. Najamuddin AS, Pimpinan Pesantren An Nahdlah Makassar Dr. KH. Afifuddin Harisah, Ketua PW Muslimat NU Sulsel yang juga Rektor Universitas Islam Makassar Dr. A. Majdha M Zain Agus AN, Penulis Buku Kang Maman Suherman, Ketua PKB Sulsel H. Azhar Arsyad, dan ribuan Alumni serta Santri Ponpes An Nahdlah Makassar.

Menurut Ketua Panitia Dr. Firdaus Muhammad dalam laporannya, peringatan Haul ke-3 Pendiri Ponpes An Nahdlah Makassar telah dilaksanakan beberapa kegiatan, tepatnya Kamis (19/5) telah dilaksanakan khataman Al-Qur’an dan sesuai rencana besok (21/5) akan dilaksanakan ziarah maqam di pemakaman Al Waqiah.

Selain itu, pada rangkaian Haul kali ini, akan diadakan Launching Buku yang berjudul “Jenggot, Jihad, dan Negara Islam (Memoar Kisah AG. KH. Muh. Harisah AS) merupakan karya dari Ketua Ikatan Alumni Pesantren An Nahdlah Makassar, Firdaus Dahlan. Tambahnya.

KH. D. Zamawi Imron dalam tausiahnya, Sepeninggal Anregurutta KH. Muh. Harisah dalam kacamata seni merupakan misteri keindahan yang tak akan ada habis-habisnya, tentunya menjadi cahaya kerinduan bagi semua santri-santrinya sampai pada masa padang masyhar, kelak diakhirat semua santrinya akan bersama-sama Anregurutta saling berpegangan tangan menuju syafaat Rasululullah Muhammad SAW.

“Beliau adalah pelaksana dari hati yang bersih, tentunya menjadi cahaya bagi seluruh santri-santrinya dan menjadi sesuatu yang hebat yakni cinta kepada Beliau”.

Bahkan Anregurutta KH. Harisah merupakan cerminan dari akhlak Rasulullah, dimana setiap senyumannya mampu memberikan kesejukan, karena pada dasarnya setiap Ulama merupakan wujud Nabi Muhammad di muka bumi yang merupakan uswatun hasanah. Ujarnya.

“Seandainya ada santri yang tak mampu mengaji Kitab Kuning, tetapi dia (Santri) meniru-niru cara hidupnya, maka hal itu mampu membawanya pada Ketaqwaan”.

Tentunya setelah kepergian Anregurutta pada tanggal 20 Mei 2013 dan setelah 2 tahun lebih, tepatnya pada tanggal 22 Oktober 2015 telah disahkan oleh Pemerintsebagai Hari Santri Nasional, dimana merupakan menjadi kado terindah bagi setiap Ulama atau Kyai di Pesantren, dan Ulama di Tanah Bugis Makassar yang dimulai dari Anregurutta KH. Muh. As’ad di Kab. Wajo, dilanjutkan lagi oleh Anregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle di Kab. Barru, Anregurutta KH Daud Ismail di Kab. Soppeng, Anregurutta KH. Abduh Pabaja di Kota Parepare, Anregurutta KH. Yunus Maratan di Kab. Wajo, sampai kepada Anregurutta KH. Muh. Harisah. Tambahnya.

Disisi lain kematian Anregurutta yang telah banyak mengajarkan kepada Santri dan Jamaahnya di Makassar tentang bagaimana mencintai Tanah Air, Bangsa dan Negara, tepat pada hari ini (20/5) yang merupakan Hari Kebangkitan Nasional. Ungkapnya.

Tak lupa KH. D Zamawi Imron membacakan Puisi dihadan ribuan santri dan jamaah yang berjudul “Ibu”.

Penulis: Andy Muhammad Idris (Makassar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *